MAKALAH
BIOLOGI
UMUM
EVOLUSI
DISUSUN
OLEH:
RIAN
RAHMANDI (E1A014042)
JUWITA
ANISAFITRI (E1A014023)
NI
KOMANG AYUNITA PUJAYANTI (E1A014031)
BAIQ.
SITI KHAERUNNISA.M. (E1A014006)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2014
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan masalah
1.3
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evolusi
2.2 Perbandingan teori Lamark dengan teori C.
Darwin
2.3 Penyebab terjadinya perubahan frekuensi
alel dalam populasi
2.3.1 Seleksi alam
2.3.2 Hanyutan genetika
2.3.3 Aliran gen
2.4
Bukti-Bukti Evolusi
2.4.1 Biogeografi
2.4.2 Catatan fosil
2.4.3 Anatomi Perbandingan
2.4.4 Embriologi perbandingan
2.5
Variasi evolusi
2.5.1 Mutasi gen
2.5.2Jenis kelamin dan rekombinasi
2.5.3 Genetika populasi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori evolusi yang berkembang sekarang sudah sangat maju
dan tidak seperti yang dibayangkan orang. Banyak konsep yang sudah berubah,
tidak menandakan bahwa teori evolusi itu salah, tetapi konsep-konsep tersebut
berbeda karena orang dahulu mempunyai interpretasi yang berbeda atas dasar
informasi yang minimum. Proses keminculan dan kepunahan merupakan suatu proses
alamiah seperi kehidupan dan kematian. Adanya kematian merupakan kehilangan
tetapi juga sekaligus memberikan keuntungan bagi kelompok lain untuk dapat
berkembang. Proses evolusi yang menyangkut kehidupan di daratan pada dasarnya
melibatkan banyak sekali mekanisme, sehingga diperlukan proses yang relatif
lama. Setelah daratan berhasil dikuasai, maka sebagian besar organisme yang ada
sekarang adalah hasil dari perjuangan ini.
Proses kemunculan suatu kehidupan merupakan hal yang
sangat penting. Lamanya bumi ini kosong menunjukkan bahwa proses yang terjadi
untuk menghasilkan suatu kehidupan berlangsung sangat sulit. Banyaknya
organisme yang muncul tetapi kemudian punah juga menunjukkan bahwa proses yang
terjadi sangat sulit.
Kepunahan masal merupakan suatu bencana. Tetapi kepunahan
masal pun merupakan suatu anugerah bagi kelompok organisme lainnya. Adanya
kepunahan akan memberikan kesempatan pada kelompok organisme yang sebelumnya
tertekan perkembangannya dapat berevolusi.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan evolusi ?
- Bagaimana perbandingan antara teori evolusi Lamarck dengan teori evolusi Darwin ?
- Penyebab terjadinya perubahan frekuensi alel dalam populasi ?
- Apa bukti-bukti dari evolusi ?
- Bagaimana terjadinya variasi evolusi ?
1.3 Tujuan masalah
- Untuk mengetahui yang dimaksud dengan evolusi
- Untuk mengetahui perbandingan antara teori evolusi Lamarck dengan teori evolusi Darwin
- Untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan frekuensi alel dalam populasi
- Untuk mengetauhi bukti bukti evolusi
- Untuk mengetahui terjadinya variasi evolusi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evalosi
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada
sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses
utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam
suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat
yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi
secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi
genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi
ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam
suatu populasi.
Evolusi berdasarkan arahnya Konsep evolusi ini dibedakan
atas dua bagian yaitu:
1.
Evolusi
progresif merupakan evolusi yang menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan
hidup (survival).
Contoh
evolusi yang terjadi pada burung finch.Radiasi adaptif pada burung finch yang
beradaptasi untuk mempertahankan hidup.
2.
Evolusi
regresif merupakan evolusi regresis Merupakan proses evolusi yang menuju pada
kemungkinan kepunahan.
Contoh evolusi yangh terjadi pada hewan dinosaurus
Contoh evolusi yangh terjadi pada hewan dinosaurus
2.2
Perbandingan teori Lamark dengan teori C. Darwin
a. Teori Lammarck
Pada abad ke-18, sejumlah naturalis
(termasuk kakek Darwin, Erasmus Darwin) berpendapat bahwa makhluk hidup
berevolusi seiring dengan
perubahan
lingkungan. Namun, hanya satu pendahulu Charles Darwin yang mengajukan
mekanisme bagaimana makhluk hidup berubah seiring waktu: ahli biologi Prancis
Jean-Baptiste de Lamarck (1744-1829).
Lamarck
menerbitkan sebuah hipotesisnya
pada tahun 1809 dengan cara membandingkan
spesies hidup dan bentuk fosil. Lamarck menemukan sesuatu yang tampaknya
merupakan sejumlah garis keturunan yang menjelaskan temuannya menggunakan dua
prinsip. Prinsip I
adalah
digunakan atau dibuang, gagasan bahwa bagian tubuh yang sering digunakan
menjadi lebih besar dan kuat, sementara yang jarang digunakan menjadi lemah (rudimeter) (Teori Use and Disuse).Sebagai contoh,
Lamarck menyebutkan
jerapah yang meregangkan lehernya untuk mencapai dedaunan dicabang yang tinggi.
Prinsip kedua, pewarisan sifat dari karakteristik yang
diperoleh (inheritance of aquired characteristic), menyatakan bahwa suatu
organisme dapat meneruskan modifikasi-modifikasi karakteristik kepada
keturunannya. Lamarck menalar bahwa leher yang panjang dan berotot dimilik jerapah
yang masih hidup saat ini telah berevolusi selama beberapa generasi seiring rentangan
leher jerapah yang semakin tinggi.
Lamarck juga
mengira bahwa evolusi terjadi karena organisme memiliki dorongan bawaan untuk
menjadi lebih kompleks. Darwin menolak gagasan ini, namun ia juga menduga bahwa
variasi muncul dalam proses evolusi sebagian melalui pewarisan sifat yang
diperoleh. Akan tetapi, pemahaman kita sekarang mengenai genetika menggugurkan
mekanisme ini: tidak ada bukti bahwa karakteristik yang diperoleh dapat
diwariskan memalui cara yang diajukan oleh Lamarck.
b. Teori Darwin
Darwin meninggalkan tanah Inggris dengan
Baegle pada tahun 1831.Mereka melakukan petualangan sambil mengamati dan
mengumpulkan ribuan fauna dan fauna dari tanah Amerika. Ia mengamati cirri-ciri
tumbuhan dan hewan yang membuat mereka dapat menyesuaikan diri dengan dengan
lingkungan yang beraneka ragam seperti hutan yang lembab ,padang rumnput yanag
luas dan pengunungan Andes yang menjulang. Darwin mengamati bahwa tumbuhan dan
hewan di wilayah beriklim sedang Amerika Selatan lebih mirip dengan spesies yang
hidup di wilayah tropis Amerika Selatan dibandingkan dengan spesies yang hidup
di wilayah beriklim sedang di Eropa.
Ketika Darwin sampai dan berlabuh di
Galapagos, Darein sangat terpesona dengan organism-organisme yang tak
lazim.Hewan di Galapagos mirip dengan spesies yang menghuni daratan Amerika
Selatan, kebanyakan spesies di Galapagos tidak ditemukan di tempat –tempat mana
pun dunia.Darwin membuat hipotesis bahwakepulauan Galapagos dikolonisasi oleh
organism yang sesat dari Amerika Selatan, sehingga muncullah bebagai spesies
baru di kepulauan yang beraneka ragam.
Darwin mengamati banyak sekali contoh
adaptasi yang dimana karakteristik organisme yang meningkatkan kesintasan dan
reproduksi pada lingkungan yang spesifik. Sehingga Darwin menyimpulkan bahwa
kelompok burung fich pada kepulauan
Galapagos memiliki kekerabatan antara spesies-pesies yang lain dan dimulai dari
dat anatomi dan geografi. Oeh
sebab itu berbagai bentuk paruh dan perilaku burung fich diadaptasikan terhadap makanan spesifik yang tersedia ditempat
tinggalnya. Penjelasan tentang bagaiman adaptasi muncul akan berpusat pada
seleksi alam yang dimana suatu proses tempat individu –induvidu dengan sifat
warisan tertentu memiliki lebih banyak keturunan dari pada dengan sifat sifat
yang lain.
2.3
Penyebab terjadinya perubahan frekuensi alel dalam populasi
Mekanisme utama untuk menghasilkan perubahan evolusioner
adalah seleksi alam dan hanyutan genetika. Seleksi alam memfavoritkan gen yang
meningkatkan kapasitas keberlangsungan dan reproduksi. Hanyutan genetika
merupakan perubahan acak pada frekuensi alel, disebabkan oleh percontohan acak
(random sampling) gen generasi selama reproduksi. Aliran gen merupakan transfer
gen dalam dan antar populasi. Kepentingan relatif seleksi alam dan hanyutan
genetika dalam sebuah populasi bervariasi, tergantung pada kuatnya seleksi dan
ukuran populasi efektif, yang merupakan jumlah individu yang berkemampuan untuk
berkembang biak. Seleksi alam biasanya mendominasi pada populasi yang besar,
sedangkan hanyutan genetika mendominasi pada populasi yang kecil.Dominansi
hanyutan genetika pada populasi yang kecil bahkan dapat menyebabkan fiksasi
mutasi yang sedikit merugikan.Karenanya, dengan mengubah ukuran populasi dapat
secara dramatis memengaruhi arah evolusi.Leher botol populasi, di mana populasi
mengecil untuk sementara waktu dan kehilangan variasi genetika, menyebabkan
populasi yang lebih seragam.Leher botol disebabkan oleh perubahan pada aliran
gen, seperti migrasi yang menurun, ekspansi ke habitat yang baru, ataupun
subdivisi populasi.
2.3.1 Seleksi
alam
Seleksi alam populasi berwarna
kulit gelap.
Seleksi
alam adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan keberlangsungan
dan reproduksi suatu organisme menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi
yang satu ke genarasi yang lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai
mekanisme yang "terbukti sendiri" karena:
• Variasi
terwariskan terdapat dalam populasi organisme.
• Organisme
menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
• Keturunan-keturunan
ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi.
Kondisi-kondisi ini menghasilkan
kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab
itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan lebih
berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan
cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Konsep pusat seleksi alam adalah
kebugaran evolusi organisme.Kebugaran evolusi mengukur kontribusi genetika
organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah sama dengan jumlah
total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi generasi tersebut untuk
membawa gen sebuah organisme. Karena itu, jika sebuah alel meningkatkan
kebugaran lebih daripada alel-alel lainnya, maka pada tiap generasi, alel
tersebut menjadi lebih umum dalam populasi.Contoh-contoh sifat yang dapat
meningkatkan kebugaran adalah peningkatan keberlangsungan hidup dan
fekunditas.Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang disebabkan oleh alel
yang kurang menguntungkan atau merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih
langka penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah
karakteristik yang tetap.Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya
bersifat netral atau merugikan bisa menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya
menguntungkan bisa menjadi merugikan.
Seleksi alam dalam sebuah populasi
untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi, misalnya tinggi badan, dapat
dikategorikan menjadi tiga jenis.Yang pertama adalah seleksi berarah
(directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam
selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi.Kedua,
seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan
sering mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan
menyeleksi keluar nilai rata-rata).Hal ini terjadi apabila baik organisme yang
pendek ataupun panjang menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi
menengah tidak.Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing selection), yaitu seleksi
terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilai
rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki tinggi
badan yang sama.
Kasus khusus seleksi alam adalah
seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk sifat-sifat yang meningkatkan
keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu
organisme.Sifat-sifat yang berevolusi melalui seleksi seksual utamanya terdapat
pada pejantan beberapa spesies hewan.Walaupun sifat ini dapat menurunkan
keberlangsungan hidup individu jantan tersebut (misalnya pada tanduk rusa yang
besar dan warna yang cerah dapat menarik predator), Ketidakuntungan
keberlangsungan hidup ini diseimbangkan oleh keberhasilan reproduksi yang lebih
tinggi pada penjantan.
Bidang riset yang aktif dalam
bidang biologi evolusi pada saat ini adalah satuan seleksi, dengan seleksi alam
diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok organisme,
dan bahkan spesies.Dari model-model ini, tiada yang eksklusif, dan seleksi
dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara serentak.Di bawah tingkat
individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di seluruh
genom.Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti seleksi kelompok, dapat
mengijinkan evolusi ko-operasi.
2.3.2 Hanyutan
genetika
Simulasi hanyutan genetika 20 alel yang tidak
bertaut pada jumlah populasi 10 (atas) dan 100 (bawah).Hanyutan mencapai
fiksasi lebih cepat pada populasi yang lebih kecil.
Hanyutan
genetika atau ingsut genetik merupakan perubahan frekuensi alel dari satu
generasi ke generasi selanjutnya yang terjadi karena alel pada suatu keturunan
merupakan sampel acak (random sample) dari orang tuanya; selain itu ia juga
terjadi karena peranan probabilitas dalam penentuan apakah suatu individu akan
bertahan hidup dan bereproduksi atau tidak. Dalam istilah matematika, alel
berpotensi mengalami galat percontohan (sampling error). Karenanya, ketika gaya
dorong selektif tidak ada ataupun secara relatif lemah, frekuensi-frekuensi
alel cenderung "menghanyut" ke atas atau ke bawah secara acak
(langkah acak). Hanyutan ini berhenti ketika sebuah alel pada akhirnya menjadi
tetap, baik karena menghilang dari populasi, ataupun menggantikan keseluruhan
alel lainnya.Hanyutan genetika oleh karena itu dapat mengeliminasi beberapa
alel dari sebuah populasi hanya karena kebetulan saja. Bahkan pada ketidadaan
gaya selektif, hanyutan genetika dapat menyebabkan dua populasi yang terpisah
dengan stuktur genetik yang sama menghanyut menjadi dua populasi divergen
dengan set alel yang berbeda.
Waktu
untuk sebuah alel menjadi tetap oleh hanyutan genetika bergantung pada ukuran
populasi, dengan fiksasi terjadi lebih cepat dalam populasi yang lebih kecil.
Pengukuran populasi yang tepat adalah ukuran populasi efektif, yakni
didefinisikan oleh Sewall Wright sebagai bilangan teoretis yang mewakili jumlah
individu berkembangbiak yang akan menunjukkan derajat perkembangbiakan
terpantau yang sama.
Walaupun
seleksi alam bertanggung jawab terhadap adaptasi, kepentingan relatif seleksi
alam dan hanyutan genetika dalam mendorong perubahan evolusioner secara umum
merupakan bidang riset pada biologi evolusioner.Investigasi ini disarankan oleh
teori evolusi molekuler netral, yang mengajukan bahwa kebanyakan perubahan
evolusioner merupakan akibat dari fiksasi mutasi netral yang tidak memiliki
efek seketika pada kebugaran suatu organisme. Sehingga, pada model ini,
kebanyakan perubahan genetika pada sebuat populasi merupakan akibat dari
tekanan mutasi konstan dan hanyutan genetika.
2.3.3
Aliran gen
Singa
jantan meninggalkan kelompok tempat ia lahir, dan menuju ke kelompok yang baru
untuk berkawin. Hal ini menyebabkan aliran gen antar kelompok singa.
Aliran
gen merupakan pertukaran gen antar populasi, yang biasanya merupakan spesies
yang sama. Contoh aliran gen dalam sebuah spesies meliputi migrasi dan
perkembangbiakan organisme atau pertukaran serbuk sari. Transfer gen antar
spesies meliputi pembentukan organisme hibrid dan transfer gen horizontal.
Migrasi ke dalam atau ke luar
populasi dapat mengubah frekuensi alel, serta menambah variasi genetika ke
dalam suatu populasi. Imigrasi dapat menambah bahan genetika baru ke lungkang
gen yang telah ada pada suatu populasi. Sebaliknya, emigrasi dapat
menghilangkan bahan genetika. Karena pemisahan reproduksi antara dua populasi
yang berdivergen diperlukan agar terjadi spesiasi, aliran gen dapat
memperlambat proses ini dengan menyebarkan genetika yang berbeda antar
populasi. Aliran gen dihalangi oleh barisan gunung, samudera, dan padang pasir.
Bahkan bangunan manusia seperti Tembok Raksasa Cina dapat menghalangi aliran
gen tanaman.
Bergantung dari sejauh mana dua
spesies telah berdivergen sejak leluhur bersama terbaru mereka, adalah mungkin
kedua spesies tersebut menghasilkan keturunan, seperti pada kuda dan keledai
yang hasil perkawinan campurannya menghasilkan bagal. Hibrid tersebut biasanya
mandul, oleh karena dua set kromosom yang berbeda tidak dapat berpasangan
selama meiosis. Pada kasus ini, spesies yang berhubungan dekat dapat secara
reguler saling kawin, namun hibrid yang dihasilkan akan terseleksi keluar, dan
kedua spesies ini tetap berbeda. Namun, hibrid yang berkemampuan berkembang
biak kadang-kadang terbentuk, dan spesies baru ini dapat memiliki sifat-sifat
antara kedua spesies leluhur ataupun fenotipe yang secara keseluruhan baru.
Pentingnya hibridisasi dalam pembentukan spesies baru hewan tidaklah jelas,
walaupun beberapa kasus telah ditemukan pada banyak jenis hewan, Hyla
versicolor merupakan contoh hewan yang telah dikaji dengan baik.
Hibridisasi merupakan cara spesiasi
yang penting pada tanaman, karena poliploidi (memiliki lebih dari dua kopi pada
setiap kromosom) dapat lebih ditoleransi pada tanaman dibandingkan hewan.
Poliploidi sangat penting pada hibdrid karena ia mengijinkan reproduksi, dengan
dua set kromosom yang berbeda, tiap-tiap kromosom dapat berpasangan dengan
pasangan yang identik selama meiosis. Poliploid juga memiliki keanekaragaman
genetika yeng lebih, yang mengijinkannya menghindari depresi penangkaran sanak
(inbreeding depression) pada populasi yang kecil.
Transfer gen horizontal merupakan
transfer bahan genetika dari satu organisme ke organisme lainnya yang bukan
keturunannya. Hal ini paling umum terjadi pada bakteri.Pada bidang pengobatan,
hal ini berkontribusi terhadap resistansi antibiotik. Ketika satu bakteri
mendapatkan gen resistansi, ia akan dengan cepat mentransfernya ke spesies
lainnya. Transfer gen horizontal dari bakteri ke eukariota seperti khamir
Saccharomyces cerevisiae dan kumbang Callosobruchus chinensis juga dapat
terjadi. Contoh transfer dalam skala besar adalah pada eukariota bdelloid
rotifers, yang tampaknya telah menerima gen dari bakteri, fungi, dan tanaman.
Virus juga dapat membawa DNA antar organisme, mengijinkan transfer gen antar
domain. Transfer gen berskala besar juga telah terjadi antara leluhur sel
eukariota dengan prokariota selama akuisisi kloroplas dan mitokondria.
2.4Bukti-Bukti
Evolusi
2.4.1. Biogeografi
Penyebaran
geografis spesies –biogeagrafi – adalah hal yang pertama kali memberi ide akan
adanya evolusi kepada Darwin. Pulau-pulau memiliki banyak spesies tumbuhan dan
hewan yang bersifat indigenous (asli, tidak ditemukan di tempat lain)
namunsangat erat hubungan kekerabatannya dengan spesies di daratan utama
terdekat atau di pulau-pulau sekitarnya. Beberapa pertannyaan muncul. Kenapa
dua pulau denganlingkungan yang mirip di tempat yang berbeda di Bumi ini dihuni
bukan oleh spesies yang memiliki hubungan kekerabatan yang sangat erat, tetapi
oleh spesies yang secara taksonomi terkait dengan tumbuhan dan hewan pada
daratan yang terdekat, dimana lingkunganya sering kali sangat berbeda.
Hypothesis
yang berlaku adalah bahwa pauna Australia yang unik itu berkembang dipulau
benua Australia dalam keadaan terisolasi dari tempat-tempat dimana nenek moyang
mamalia berplasenta hidup.Meskipun pula biogeografi seperti itu tidak sesuai
jika setiap orang membayangkan bahwa spesies ditempatkan satu persatu dalam
ingkungan yang sesuai, namun pola tersebut masuk akal dalam konteks sejarah
evolusi.Dalam pandangan evolusi, kita menemukan spesies modern dimana mereka
berada karenamereka berkembang dari nenek moyan yang menempati dari daerah itu.
Tinjaulahlah Armadillo, mamalia berkulit keras yang hanya hidup di amerika.
Sudut pandang evolusi biogeografi meramalkan bahwa armadillo modern adalah
turunan yang termoifikasi dari spesies yang terlebih dahulu menempati benua
tersebut, dan ukti fosil menguatkan bahwa nenek moyang seperti itu memang benar
pernah ada. Contoh ini akan membawa kita kekeutamaan umum bukti fosil sebagai
catatan sejarah evolusi.
2.4.2
Catatan fosil
Pengertian suksesi bentuk fosil
sesuai dengan apa yang diketahui dari jenis bukti lain mengenai cabang utama
keturunan dalam pohon kehidupan. Sebagai contoh, bukti-bukti dari bidang
biokimia, biomolekuler , dan biosel menempatkan prokariota sebagai nenek moyang
semua kehidupan dan memperkirakan bahwa bakteri mendahului semua kehidupan
eokarioti dalam catatan fosil. Memang, fosil tertua yang dikenali yang diketaui
adalah prokarioti. Contoh lain adalah penampakkan kronologi dari kelas-kelas
hewan veterebrata yang berbeda-beda dalam catatan fosil. Fosil ikan adalah yang
paling tua dari semua vetebrata lain, disusul kemudian oleh amfibia, diikuti
oleh reptilian, kemudian mamalia dan burung. Urutan ini sesuai dengan sejarah
keturunan vetebrata sebagaimana diungkapkan oleh banyak jenis bukti yang lain.
Sebaliknya, ide bahwa semua spesies diciptakan satu demi satu pada waktu yang
mampir sama diperkirakan bahwa hampir semua kelas vertebrata akan muncul
pertama kali pada catatan fosil dalam bebtuan dengan umur yang sama, yang
ternyata berlawanan dengan apa yang sesungguhnya diamati oleh para ahli
paleontology.
Pandangan Darwin mengenai kehidupan
juga memperkirakan bahwa transisi evolusioner harus meninggalan tanda-tanda
dalam catatan fosil.Para ahli paleontology telah menemukan banyak bentuk
transisi yang menghubungkan fosil yang lebih tua dengan spesies modern.Sebagai
contoh, serangkaian fosil mendokuentasikan perubahan bentuk dan ukuran
tengkorak yang terjadi ketika mamalia berevolusi dari reptilian.Setiap tahun,
ahli paleontology menemukan kaitan atau hubungan penting lainnya antara bentuk
modern dengan nenek moyangya.Pada beberapa tahun ini misalnya, para peneliti
telah menemukan paus yang telah menjadi fosil yang menghubungkan mamalia air
ini dengan leluhurnya yang hidup di daratan.
2.4.3
Anatomi Perbandingan
Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas
terlihat pada kemiripan anatomi antara anatomi spesies yang dikelompokan dalam
kategori taksonomi yang sama. Sebagai contoh, banyak elemen kerangka yang sama
menyusun tungkai depan manusia, kucing, paus, kelelawar, dan semua mamalia
lain, meskipun tungkai tersebut mempunyai fungsi yang sangat berbeda. Tentunya,
cara ternaik untuk membangun infrastruktur sayap kelelawar bukan merupakan cara
terbaik utnuk membangun sirip paus. Perbedaan anatomi seperti itu tidak masuk
akal, jika struktur tersebut secara unik direkayasa dan tidak saling
berhubungan. Suatu penjelasan yang lebih mungkin adalah bahwa kemiripan dasar
tungkai depan ini adalah akibat diturunkannya semua mamalia dari satu nenek
moyaanh yang sama. Tungkai depan, sayap, sirip, dan lengan dari mamalia yang
berbeda adalah variasi dari pokok struktur dasar yang sama. Akibat fungsi yang
berbeda pada setiap spesies, maka struktur dasarnya dimodifikasi.
Kemiripan dalam ciri khusus yang
dihasilkan dari nenek moyang yang sama disebut homologi, dan tanda-tanda
anatomi evolusi seperti itu disebut struktur homolog (homologous structure).
Anatomi perbandingan konsisten dengan semua bukti-bukti lain dalam memberikan
bukti bahwa evolusi adalah suatu proses pemodelan ulang dimana struktur nenek
moyang yang berfungsi dalam satu kapasitas dimodifikasi ketika mereka mengemban
fungsi baru. Beberapa struktur homolog yang paling menarik adalah organ
vestigial (organ sisa yang tidak berguna lagi ), yaitu struktur dengan arti
penting yang kecil, jika ada, bagi organisme tersebut. Organ vestigial
merupakan sis-sisa historis dari struktur yang memiliki fungsi penting pada
leluhurnya.Sebagai contoh, paus masa kini tidak memiliki tungkai belakang
tetapi memilki dua sisa tulang pelvis dan kaki lrluhur daratnya yang berkaki
empat. Pada tingkat dasar, organ vestigial tampaknya bisa mendukung konsep
“Menggunakan dan tidak menggunakan” yang dikemukakan oleh Lamarck, tetapi
sebagai mana telah kita bahas, pengaruh penggunaan struktur tubuh oleh suatu
individu tidak diwariskan ke keturunan individu tersebut. Sebaiknya, organ
vestigial merupakan bukti evolusi melalu seleksi alam. Karena akan membuang
waktu saja untuk terus menyediakan darah, zat-zat makanan dan ruangan bagi
organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting, maka seleksi alam cinderung
menguntungkan individu yang memiliki organ tersebut dalam bentuk tereduksi, dan
dengan demilikian cinderung akan menghilangkan struktur yang tidak berfungsi
lagi. Akhirnya, perubahan struktur seperti adaptasi ekor sebagai uatu struktur
pendorong utama dan reduksi tungkai belakang pada paus melibatkan perubahan
pada pola ekspresi gen selama perkembangan embrio. Karena beragai proses yang
terjadi saat perkembangan embrio mempengaruhi fungsi organisme dewasa, maka
organisme itu sendiri merupakan pokok dari proses seleksi alam. Dengan
demilikian, organ vestigial mewakili perubahan dalam perkembangan embrio
organisme yang ditempa atau dibentuk oleh seleksi alam.
2.4.4
Embriologi perbandingan
Organisme yang memiliki hubungan
kekerabatan yang dekat akan mengalami tahapan yang sama dalam perkembangan
embrionya. Sebagai contoh, semua embrio vertebrata akan mengalami suatu tahapan
dimana mereka memilki kantong insang pada bagian samping tenggorokannya.
Memang, pada tahapan perkembangan ini, persamaan pada ikan, katak, ular,
burung, manusia, dan semua vertebrata lain jauh lebh terlihat daripada
perbedaanya. Sementara perkembangan itu berlangsung, berbagai vertebrata
menjadi semakin bervariasi, dan akhirnya akan memiliki ciri khas pada kelasnya.
Pada ikan, misalnya, kantung insang berkembang menjadi insang ; pada vertebrata
darat, struktur embrio tersebut akan dimodivikasi untuk fungsi-fungsi lain,
seperti saluran eutachius yang menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan
pada manusia. Embriologi berbandingan sering kali membentuk homologi pada
beberapa struktur, seperti kantung insang, yang mejadi sedemikian berubah pada
perkembangan selanjutnya sehingga asal mulanya yang sama tidak lagi terlihat
dengan jelas saat membandingkan bentuknya telah berkembang secara lengkap.
Diilhami oleh prinsip Darwinan
mengenai pewarisan yang dimodifikasi, banyak ahli embriologi pada akhir abad
ke-19 mengemukakan pandangan ekstrim yaitu “Entogeni memberikan ikhtisar
filogeni.”Pendapat ini menganggap bahwa perkembangan organisme individu, atau
ontogeni, merupakan pengulangan sejarah evolusioner spesies, atau
filogeni.Teori rekapitulasi ini adalah suatu pernyataan yang berlebihan.
Meskipun semua vertebrata memiliki banyak ciri perkembangan embrio yang sama,
tidak benar bahwa mamalia pertama-tama mengalami “tahapan perkembangan ikan”,
kemudian “tahapan amfibia”, dan seterusnya. Ontogeny dapat memberikan petunjuk
untuk filogeni, tetapi penting untuk diingat bahwa semua tahapan perkembangan
itu bisa berubah sepanjang rentetan proses evolusi yang panjang.
2.5 Variasi evolusi
Variasi fenotipe yang substansial pada
sebuah populasi diakibatkan oleh perbedaan genotipenya.Sintesis evolusioner
modern mendefinisikan evolusi sebagai perubahan dari waktu ke waktu pada
variasi genetika ini.
Variasi berasal dari mutasi bahan
genetika, migrasi antar populasi (aliran gen), dan perubahan susunan gen
melalui reproduksi seksual.Variasi juga datang dari tukar ganti gen antara
spesies yang berbeda; contohnya melalui transfer gen horizontal pada bakteria
dan hibridisasi pada tanaman.Walaupun terdapat variasi yang terjadi secara
terus menerus melalui proses-proses ini, kebanyakan genom spesies adalah
identik pada seluruh individu spesies tersebut.Namun, bahkan perubahan kecil
pada genotipe dapat mengakibatkan perubahan yang dramatis pada
fenotipenya.Misalnya simpanse dan manusia hanya berbeda pada 5% genomnya.
2.5.1
Mutasi
gen
Setiap sel makhluk hidup dapat
mengalami mutasi setiap saat, tetapi tidak semua mutasi dapat diwariskan pada
keturunannya. Mutasi yang terjadi pada sel somatik (sel tubuh) tidak akan
diwariskan. Setelah individu yang mengalami mutasi meninggal maka mutasi yang
terjadi juga akan menghilang bersamanya.
Sementara itu, mutasi yang terjadi
pada sel-sel kelamin akan diwariskan pada keturunannya. Adanya bahan-bahan
mutagen dalam gamet dapat menyebabkan terjadinya mutasi pada sel kelamin jantan
(sperma) dan sel kelamin betina (ovum). Dengan demikian, gen yang bermutasi
akan selalu ada dalam setiap sel keturunan.
Setiap spesies makhluk hidup memiliki
sifat genotip dan fenotip (fisik) yang berbeda beda. Gen-gen yang menentukan
fenotip individu tersimpan di kromosom dalam nukleus.Gen-gen sendiri tersusun
dalam DNA (asam deoksiribonukleat).Sementara itu, DNA disusun oleh nukleotida
yang terdiri dari basa nitrogen, gula deoksiribosa, dan fosfat.Perubahan yang
terjadi pada susunan kimia DNA dapat mengakibatkan perubahan sifat
individu.Perubahan ini disebut mutasi gen.
Sebagian besar mutasi bersifat
merugikan karena mutasi dapat mengubah atau merusak posisi
nukleotida-nukleotida yang menyusun DNA.Perubahan-perubahan akibat mutasi
banyak menyebabkan kematian, cacat, dan abnormalitas, seperti yang dialami
penduduk Hiroshima, Nagasaki, dan Chernobyl.
Kadang-kadang mutasi pada sel kelamin
dapat mengakibatkan timbulnya sifat baru yang menguntungkan. Bila sifat baru
tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungannya maka individu tersebut akan
terus hidup dan mewariskan mutasi yang dialaminya kepada keturunannya.
Jika mutasi selalu terjadi pada sel
kelamin dari generasi ke generasi dapat menyebabkan susunan gen dalam kromosom
generasi pendahulu sangat berbeda dengan generasi berikutnya. Peristiwa itu
memungkinkan timbulnya individu atau spesies baru yang sangat berbeda dengan
generasi pendahulunya. Menurut pendapat beberapa ilmuwan (evolusionis),
perubahan pada struktur kromosom yang bersifat menguntungkan akan mengakibatkan
munculnya spesies baru.
2.5.2
Jenis
kelamin dan rekombinasi
Keturunan organisme seksual mengandung campuran acak
kromosom leluhur yang dihasilkan melalui pemilahan bebas. Pada proses
rekombinasi genetika terkait, organisme seksual juga dapat bertukarganti DNA
antara dua kromosom yang sama. Rekombinasi dan pemilahan ulang tidak mengubahan
frekuensi alel, namun mengubah alel mana yang diasosiasikan satu sama lainnya,
menghasilkan keturunan dengan kombinasi alel yang baru.Sebagai contoh, jika dua
alel secara acak terdistribusi pada sebuah populasi, maka jenis kelamin tidak
akan memberikan efek pada variasi. Namun, jika dua alel cenderung ditemukan
sebagai satu pasang, maka pencampuran genetika akan menyeimbangkan distribusi
tak-acak ini, dan dari waktu ke waktu membuat organisme pada populasi menjadi
lebih mirip satu sama lainnya.Efek keseluruhan jenis kelamin pada variasi alami
tidaklah jelas, namun riset baru-baru ini menunjukkan bahwa jenis kelamin
biasanya meningkatkan variasi genetika dan dapat meningkatkan laju evolusi.
Rekombinasi mengijinkan alel sama yang berdekatan satu
sama lainnya pada unting DNA diwariskan secara bebas. Namun laju rekombinasi
adalah rendah, karena pada manusia dengan potongan satu juta pasangan basa DNA,
terdapat satu di antara seratus peluang kejadian rekombinasi terjadi per
generasi. Akibatnya, gen-gen yang berdekatan pada kromosom tidak selalu disusun
ulang menjauhi satu sama lainnya, sehingga cenderung diwariskan bersama.
Kecenderungan ini diukur dengan menemukan bagaimana sering dua alel gen yang
berbeda ditemukan bersamaan, yang disebut sebagai ketakseimbangan pertautan
(linkage disequilibrium). Satu set alel yang biasanya diwariskan bersama sebagai
satu kelompok disebut sebagai haplotipe.
Reproduksi seksual membantu menghilangkan mutasi yang
merugikan dan mempertahankan mutasi yang menguntungkan.Sebagai akibatnya,
ketika alel tidak dapat dipisahkan dengan rekombinasi (misalnya kromosom Y
mamalia yang diwariskan dari ayah ke anak laki-laki), mutasi yang merugikan
berakumulasi.Selain itu, rekombinasi dan pemilahan ulang dapat menghasilkan
individu dengan kombinasi gen yang baru dan menguntungkan. Efek positif ini
diseimbangkan oleh fakta bahwa proses ini dapat menyebabkan mutasi dan
pemisahan kombinasi gen yang menguntungkan.
2.5.3
Genetika
populasi
Dari sudut pandang genetika, evolusi ialah perubahan pada
frekuensi alel dalam populasi yang saling berbagi lungkang gen (gene pool) dari
generasi yang satu ke generasi yang lain. Sebuah populasi merupakan kelompok
individu terlokalisasi yang merupakan spesies yang sama. Sebagai contoh, semua
ngengat dengan spesies yang sama yang hidup di sebuah hutan yang terisolasi
mewakili sebuah populasi. Sebuah gen tunggal pada populasi ini dapat mempunyai
bentuk-bentuk alternatif yang bertanggung jawab terhadap variasi antar fenotipe
organisme. Contohnya adalah gen yang bertanggung jawab terhadap warna ngengat
mempunyai dua alel: hitam dan putih. Lungkang gen merupakan keseluruhan set
alel pada sebuah populasi tunggal, sehingga tiap alel muncul pada lungkang gen
beberapa kali. Fraksi gen dalam lungkang gen yang merupakan alel tertentu
disebut sebagai frekuensi alel. Evolusi terjadi ketika terdapat perubahan pada
frekuensi alel dalam sebuah populasi organisme yang saling berkembangbiak;
sebagai contoh alel untuk warna hitam pada populasi ngengat menjadi lebih umum.
Untuk
memahami mekanisme yang menyebabkan sebuah populasi berevolusi, adalah sangat
berguna untuk memperhatikan kondisi-kondisi apa saja yang diperlukan oleh suatu
populasi untuk tidak berevolusi. Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi
alel (variasi pada sebuah gen) pada sebuah populasi yang cukup besar akan tetap
konstan jika gaya dorong yang terdapat pada populasi tersebut hanyalah penataan
ulang alel secara acak selama pembentukan sperma atau sel telur dan kombinasi
acak alel sel kelamin ini selama pembuahan. Populasi seperti ini dikatakan
sebagai dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg dan tidak berevolusi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Sifat yang menjadi dasar evolusi dibawa oleh gen
yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi
dalam suatu populasi.
b. Genetika dan biologi molekuler menjadi inti biologi evolusioner
dan telah merevolusi filogenetika.
c. Dasar dari sifat pewarisan terdapat pada Sifat-sifat
terwariskan yang diwariskan antar generasi dalam DNA, sebuah molekul yang dapat
menyimpan informasi genetika.
d. Variasi dari evolusi terdiri dari Mutasi gen, Jenis
kelamin dan rekombinasi, serta Genetika populasi.
e. Bukti-Bukti
Evolusi terdiri dari Biogeografi,
Catatan fosil, Anatomi Perbandingan, dan Embriologi perbandingan.
f. Penyebab terjadinya
perubahan frekuensi alel dalam populasi di alam terbagi menjadi tiga yaitu
Seleksi alam, Hanyutan genetika,dan Aliran gen.
g. Evolusi
(dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
h. Perbandingan teori
Lamark dengan teori C. Darwin bahwa pada Teori Darwin menyatakan bahwa “Yang menjadi
dasar evolusi organik bukan dari adaptasi lingkungan, melainkan karena seleksi
alam dan seksual. Seleksi alam berupa "pertarungan" dalam kehidupan,
yang kuat akan terus bertahan. Setiap populasi berkecenderungan untuk tumbuh
banyak karena proses bereproduksi. Untuk berkembang biak, diperlukan adanya
makanan dan ruang yang cukup.Bertambahnya suatu populasi tidak berjalan
terus-menerus”. Sedangkan dalam teori Lamark menytakan bahwa “Alam sekitar atau lingkungan mempunyai
pengaruh pada ciri-ciri atau sifat yang diwariskan. Ciri-ciri atau sifat
tersebut akan diwariskan kepada keturunannya. Organ yang sering digunakan akan
berkembang, sedangkan apabila tidak digunakan akan mengalami kemunduran bahkan
hilang”.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Fried, George. 2006.
Biologi Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.
Gian. 2011. Makalah Biologi. (online). (http://sap-fat-yan-yen-
makalahbiologi.blogspot.com/2011/03/makalah-biologi-teori-evolusi.html,
diakses tanggal 9 Desember 2014).
Casino No Deposit Bonus Codes for 2021 - DrmCD
BalasHapusWe've 인천광역 출장안마 prepared a list of all your no deposit bonus 속초 출장마사지 codes, with a ranking based on 안동 출장샵 what 통영 출장마사지 casinos offer them. See 부산광역 출장마사지 our complete guide below.